Beijing Life, Daily Life, Information

Naik Taxi di Beijing

Pertanyaan klise, mau kemana ? gimana caranya ke sana ? naik apa ? Well, memang lebih enak kalo punya mobil pribadi sih ya 😀 tapi kalo lagi berada di negeri orang, pilihan jadi terbatas donk, kecuali mau beli mobil pribadi sendiri.. Karena aku lagi (dan sudah) belajar di Beijing, China, maka sekarang aku pengen bahas sistem transportasi umum di Beijing. Di Beijing, ada 3 transportasi umum yang bisa dipakai, yaitu taxi, bus, dan MRT (kereta bawah tanah). Untuk post kali ini, aku bahas tentang naik taxi dulu yah 😀


Taxi

Di mana-mana, transportasi umum yang paling gampang untuk dimanfaatkan tuh ya taxi.. hehe.. kita tinggal sediain destinasi/tempat tujuan kita, dikasiin ke sopirnya, beres deh.. Tapi itu kan dengan catatan sopirnya tahu jalannya donk :D.. Karena di Cina ini aku sempat nemu ada sopir taxi yang keliatannya kurang tau jalan, mungkin karena dia sendiri adalah pendatang. Jadi, pas udah di mobil, dia baru nelpon nanya temennya, ini lewat jalan mana. Yahh, di Jakarta pun aku juga pernah ngalamin gitu sih. Selama kita masih bisa nyampe tujuan dengan selamat, aku rasa ini g terlalu masalah sih.

Oya, di Beijing ini, jangan heran kalo menemukan fakta bahwa pelanggan belum tentu adalah raja lho. Di sini tuh ya, nyari taxi lumayan susah susah gampang. Kelihatannya gampang, taxi bersliweran di mana-mana. Tapi, jangan heran juga kalau mereka mengacuhkan lambaian tanganmu dari pinggir jalan. Bahkan, kalau kamu liat taxi nganggur dan kamu samperin, kadang-kadang mereka juga bisa nolak ndak mau anterin kamu kok.

Selain itu, mereka juga bisa nurunin kamu di jalan lho! Ini kejadian beneran sama temenku. Jadi, ceritanya, di suatu jalan yang memang rame, dan lagi jam pulang kerja, macetnya kan g karuan tuh. Si om sopir males kayaknya kalo macet gitu. Jadilah dia nyuruh temenku turun di sana lho! Hehe. Trus, kalo mereka merasa rute mereka terlalu dekat (ini kejadian juga sama aku, kalau liburan ke luar kota dan mau ke Beijing West Railway Station, 北京西站), kadang mereka juga males nganterin, walaupun ga semuanya. Jadi, belum tentu enak juga kan naik taxi.

Cuma, aku bisa bilang kalau mereka (red-sopir taxi) bisa fair juga. Ada beberapa kejadian sopirnya yang salah nangkep tujuan kita, atau dia yang salah jalan. Sopir itu dengan fairnya matiin argometernya kok, nda dibiarin jalan terus. Ini menurutku yang agak langka di Indo sih sampai sekarang hehe.

Keliatannya fenomena-fenomena di atas sih cuma di Beijing (ato China) aja kali ya ? Karena di Indo, jarang banget aku liat taxi nolak ‘rejeki’ dan mengabaikan lambaian tangan pelanggan. Mungkin kalo diabaikan sih, cuma karena ga keliatan aja. Selain itu, di sini, aku juga belum nemu caranya booking taxi via telpon. Kalo di Indo kan enak tuh, bisa telpon sana sini untuk booking taxi dan dijemput 😀

Kelebihan naik taxi : relatif lebih gampang dan nyaman dibanding angkutan lain, 24 jam ada (bis dan MRT tutup sekitar jam 11 malam)
Kekurangan naik taxi: lebih mahal, apalagi kalo dibohongin/diputer-puterin, susah nyarinya/nyegatnya (kalo di Beijing sih :p)

Sekian dulu posting ku tentang taxi di Beijing. Hehe.. Besok-besok aku lanjutin lagi tentang Bus dan MRT. Dari dua transportasi itu, ada beberapa hal yang kayaknya lebih bisa banyak dibahas nih 😀