#430: Book Review ‘After Orchard’
After Orchard
by Margareta Astaman
Kompas
192 halaman
After Orchard adalah buku yang ditulis oleh Margaritta yang mengisahkan tentang berbagai suka dukanya selama menjalani hidup di Singapura. Margie sendiri tinggal di Singapura sejak dia melanjutkan kuliahnya di Nanyang Technology University (NTU) jurusan jurnalisme dan berhasil menjadi top 5% lulusan di School of Communication (orang Indonesia pertama yang melakukannya lho)
Well, bagi kita orang Indonesia, khususnya bagi para turis dan shopaholic yang doyan ke Singapore untuk belanja, tentu negara singa itu bak surga yang menawarkan service yang luar biasa, berbagai fasilitas dan kemudahan yang memukau, keteraturan dan kerapian yang mungkin (well, siapa tahu?) tidak akan pernah terjadi di Indonesia. Namun, hal berkesan yang dialami dalam waktu singkat (mungkin sekitar semingguan) liburan di sana sangatlah jauh berbeda dengan kehidupan yang dialami oleh warga Indonesia yang menetap di Singapore untuk jangka waktu menengah-lama (seperti untuk bersekolah maupun bekerja).
Ritme kehidupan Singapore sangatlah unik. Bahkan terkesan jauh berbeda dengan Indonesia. Di sana, semua warganya tunduk pada hukum dan tidak ada niat sebersit pun untuk melanggar dengan sengaja. Kalau di Indonesia sih, ada pameo “peraturan dibuat untuk dilanggar”. Selain itu, karena daerah yang sempit (dan makmur), tentu kompetisi yang sengit untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (kayak Undang-Undang Dasar aja yak) sudah lazim dijumpai di mana-mana. Orang Singapore (dan orang negara apapun yang sudah terbiasa dengan Singapore lifestyle) akan benar-benar memahami pentingnya efektifitas dan efisiensi di sana.
Dan, Margie, yang pernah setidaknya 4 tahun ‘bertahan hidup’ di Singapore berusaha mengupas semua sisi kehidupan Singapore yang dia alami sendiri, baik itu yang indah maupun yang menyedihkan. Gaya penulisan Margie yang alami dan terkesan seperti diary cukup enak untuk dibaca. Seolah kita sedang mengamati hal-hal berkesan yang dialaminya selama bersekolah di sana.
Contoh dari satu cerita yang dikatakan oleh Margie adalah ‘Di mana Blok 987’. Dalam cerita tersebut, Margie bercerita bahwa suatu hari, dia ingin mencari apartemen di jalan X dengan blok 987. Namun, begitu turun MRT, dia hanya menjumpai blok 985, 986, dan 988. Well, menurut budaya Indonesia ‘Malu bertanya sesat di jalan’, lumrah donk kita tanya ke orang di sekitar blok tersebut. (kalo kita di Indo kan biasanya nanya pak Satpam ato Tukang Becak ya). Dan, mengejutkannya, ‘tetangga’ yang dijumpai oleh Margie tidak tahu blok 987 itu di mana. Padahal mereka penghuni blok yang berdekatan lho.. Well, kind of heavy individualism ?? Lalu, masih di cerita yang sama, Margie juga menceritakan pengalamannya ketika berada di MRT bersama temannya. Ada seseorang, yang mungkin karena kehabisan napas, terjatuh di MRT tersebut. Bukannya dibantu, warga Singapore malah terlihat cuek sekali dan berusaha menghindari urusan dengan sang ‘korban’ tersebut. Melihat saja tidak. Akhirnya, temannya Margie yang menunggui orang itu hingga siuman.
Yah, mungkin saja, hal tersebut dikarenakan orang Singapore sedang berusaha ‘menjalankan peran’nya dalam masyarakat secara sempurna, dan menolong orang lain mungkin bukan termasuk dalam job description yang mereka terima. Hmm, ironis juga sih. Mengingat manusia tuh kan makhluk sosial ya. Tapi, kalo sosialnya cuma pas butuh aja, ya sebel donk.
Tidak semua hal yang menyebalkan dan buruk yang dibahas oleh Margie. Dia juga menceritakan bahwa Singapore adalah negara yang ramah bagi mereka yang berani bermimpi tinggi dan menebus harganya dengan banyaknya kesempatan untuk sukses di sana.
Sekian dulu book review kali ini. Bagi yang berencana untuk tinggal/melanjutkan studi/bekerja di Singapura, ada baiknya menyisihkan sedikit uang untuk membeli buku ini dan mempelajari negara Singa tersebut dari kacamata seorang warga Indonesia yang sudah hidup di sana selama lebih dari 4 tahun.
Daftar isi
Bab 1 Kampusku Sayang, Kampusku
1. Singapura tak Sekadar Orchard Road
2. An Hour from Home, Thousand Years from Heart
3. Beasiswa Tunawisma
4. Membasmi Kutu Sesuai Prosedur
5. Tentang Sebuah Nilai
6. A Final Year Story
7. In NTU Everyday is a Celebration
8. Belajarlah Sampai ke Negeri Singa
Bab 2 Bisik-Bisik Singapura
1. Dilarang Bunuh Diri
2. Gancheong!
3. Sistem Pengobatan Tradisional Ala Singapura
4. PNS Oportunis
5. For Immediate Response
6. Menyeberanglah Seperti Indonesia Sejati
7. My Name is M and I’m not a terrorist
8. Di Mana Blok 987
9. Selamat Datang di Surga Belanja
Bab 3 Romancing Singapore
1. Bangku Kosong
2. Uniquely Singapore
3. Pejantan Tangguh
4. Baby Factory
5. Unlikeliest Friends in the Unlikeliest Place
6. From This Corner of The Earth
Bab 4 Lebih Singapur dari Singapur
1. Monopoli Hidup dan Mati
2. It’s all About Money
3. FOB!
4. Next Stop: Raffles Place
5. Takut Mimpi
6. Teroris Mengincar Kita
7. Ujan Batu di Negeri Orang
8. Surat Cinta dari Menlu
Saya juga baca ini tapi blm selesai2 hehehe…
bagusss lhoo.. hehe.. kayak diary gt sih jadinya.. tp lumayan menghibur 🙂