#402 : Book Review – The Richest Man in Babylon
The Richest Man in Babylon (Terjemahan Indonesia)
by George S. Clason
199 Halaman
Rp 40.000 (bulan Juli 2010)
Rating : 7.5/10
Buku ini adalah buku yang mengisahkan berbagai kebijaksanaan (yang berhubungan dengan finansial) yang ada pada masa Babylonia , yang merupakan salah satu peradaban terkaya yang pernah ada di bumi ini.. Buku ini mengulas bagaimana orang-orang kaya di Babylon dapat hidup makmur, sementara pada saat yang bersamaan di sana, banyak orang masih saja hidup miskin, karena orang-orang kaya tersebut seolah tahu bagaimana cara menjaga emasnya, bahkan membuat emas mereka ‘beranak-pinak’.. Sama seperti buku The Noticer yang sudah saya bahas sebelumnya di Post #401, buku ini juga menggunakan pendekatan cerita untuk menyampaikan berbagai pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
Alkisah, ada satu orang yang dianggap sebagai orang terkaya di Babylon, yaitu Arkad, yang sangat terkenal akan kekayaannya. Bahkan, raja Babylon yang berkuasa saat itu sampai meminta bantuan Arkad untuk mengajarkan cara-cara menjadi kaya kepada beberapa orang terpilih, dengan harapan orang-orang tersebut dapat mengajari orang-orang lainnya lagi sehingga dapat meningkatkan kemakmuran bangsa Babylon.. Untuk diketahui, Arkad bukanlah putra seorang kaya yang hanya mewarisi kekayaan saja, namun dia adalah contoh bagaimana orang yang tidak punya apa-apa dapat menjadi kaya dengan tekad yang keras.
Arkad mengajari 7 kebijaksanaan tentang emas (pada zaman sekarang, mgkn lebih tepat jika emas dianggap sebagai uang), yaitu:
- Mulailah menggemukkan pundi-pundimu. Menurut Arkad, cara termudah untuk melakukan hal ini adalah dengan selalu memastikan 1/10 dari penghasilan ditabung dan tidak digunakan sampai saat yang tepat, sementara yang boleh dibelanjakan maksimal adalah 9/10 nya. Namun akan lebih bijak, jika untuk kehidupan sehari-hari, yang digunakan hanya 7/10 saja. Arkad mengatakan bahwa ini adalah salah satu penyebab utama dirinya bisa menjadi kaya.
- Kendalikan pengeluaranmu. Pengeluaran, jika tidak dikendalikan, akan selalu bertambah besar walaupun penghasilan juga semakin besar. Hal ini mungkin karena sifat dasar manusia, yang cenderung menghabiskan sesuatu yang dimilikinya. Oleh karena itu, untuk memastikan pengeluaran yang dilakukan adalah tepat dan tidak boros, maka pengeluaran perlu dikendalikan.
- Lipat gandakan emas kalian. Untuk zaman modern seperti sekarang ini, mungkin nasihat ini dapat diterjemahkan dengan kata ‘investasi’, di mana diharapkan uang yang kita investasikan akan menghasilkan pendapatan lain (dan pasif).
- Jagalah harta kalian agar tidak lenyap. Hal ini masih berkaitan dengan nomor 3, di mana Arkad bercerita bahwa investasi pertamanya gagal karena dia tidak hati-hati. Dia mempercayakan uangnya kepada pembuat batu bata, untuk membeli permata di tempat yang jauh. Namun ternyata, temannya tersebut ditipu dan hanya membawa potongan kaca saja. Berkaca dari pengalaman tersebut, maka Arkad lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih partner investasinya. Sebagai contoh, dia berpartner dengan pengrajin tembaga untuk membuat perisai bagi serdadu kerajaan dan hal ini memberikan untung besar bagi dirinya. Hal ini karena dia berpartner dengan rekan yang memang kompeten. Maka, berhati-hatilah dengan investasi yang kita lakukan, terutama bila kita sendiri juga belum kompeten sekali.
- Jadikan tempat tinggalmu sebagai investasi yang menguntungkan. Yah, mungkin untuk zaman modern ini, ajaran ini sedikit bertentangan dengan apa yang diajarkan Robert Kiyosaki, bahwa rumah merupakan liabilitas, bukan aset. Namun, pada zaman dahulu, jika seseorang memiliki rumah, maka hidupnya akan jauh lebih baik. Hal ini karena pada umumnya, rumah zaman dahulu juga dilengkapi kebun dan tempat untuk memelihara ternak, sehingga dapat mengurangi biaya hidup pada saat itu.
- Buatlah pendapatan di masa depan terjamin. Hal ini lebih diarahkan pada investasi jangka panjang yang membuat kekayaan kita terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan memastikan kebutuhan keluarga di masa tua masih tetap terpenuhi.
- Tingkatkan kemampuan memperoleh pendapatan. Pada zaman dulu, pendapatan yang diperoleh sangat berbanding lurus dengan kemampuan. Semakin tinggi kemampuan seseorang, maka semakin tinggi pula penghargaan (pendapatan) yang dia peroleh. Oleh karena itu, Arkad juga menganjurkan agar kita semakin meningkatkan kemampuan sehingga pendapatan kita juga akan meningkat.
Selain ketujuh nasihat di atas, buku ini juga memuat beberapa hal lagi, di antaranya adalah:
- Pandangan akan kemujuran, di mana Arkad mengatakan bahwa kemujuran yang sesungguhnya akan mendatangi mereka yang bekerja keras. Keberuntungan sesaat, seperti yang diperoleh dari meja judi, mungkin sangat menggembirakan. namun seringkali, keberuntungan seperti itu juga sangat cepat lenyapnya, karena membuat orang lupa diri. Maka Arkad mengingatkan bahwa jika kita ingin menarik keberuntungan itu dengan lebih pasti, caranya adalah dengan bekerja keras.
- Ada cerita bahwa putra Arkad, Nomasir, tidak serta merta saja mendapatkan seluruh harta peninggalan ayahnya. Dia terlebih dahulu harus membuktikan bahwa dia juga mampu mengelola kekayaan ayahnya, dengan cara berhasil memperoleh kekayaan nya sendiri dulu. Namun, Arkad juga membekali putranya dengan 5 aturan penting tentang emas, yaitu:
emas akan mendatangi mereka yang mau menyisihkan tidak kurang dari sepersepuluh penghasilnnya untuk menciptakan harta benda bagi masa depannya dan keluarganya;
emas akan bekerja bagi pemiliknya yang bijaksana, yang menemukan pekerjaan yang menguntungkan bagi emas itu;
emas akan aman dalam lindungan pemiliknya yang bijak, yang menginvestasikannya berdasarkan nasihat orang yang terbukti ahli;
emas akan lari dari orang yang menginvestasikannya dalam usaha yang tidak diketahui dengan baik;
emas akan lari dari orang yang memaksanya untuk memberi penghasilan yang mustahil. - berbagai kisah menarik lainnya, yang biasanya merupakan cerita kebijaksanaan dari orang-orang berhasil di Babylon yang bahkan mengawali kekayaannya dengan menjadi budak-budak yang diperjualbelikan, namun berhasil menjadi orang sukses dengan ketekunan dan tekad yang keras.
Menurut saya, buku ini cukup menarik untuk dibaca dan dipahami, bagaimana cara hidup orang kaya di Babylon. Orang kaya di sini adalah mereka yang berhasil mengumpulkan kekayaan dari nol, dan tetap hidup bersahaja, bahkan dapat menambah kekayaan mereka, bukannya malah berfoya-foya dan menghamburkan uangnya. Buku ini sendiri sudah cukup lama (ditulis pada awal 1900-an untuk edisi pertamanya), dan juga mengulas tentang salah satu peradaban paling kuno, sehingga tentu saja tidak semua nasihatnya dapat ditelan mentah-mentah dan diterapkan pada masa sekarang ini.
Namun, menurut saya, buku ini jg mengandung nilai moral yang sangat baik, selain berbagai nasihat finansial (yang menurut saya masih relevan dengan zaman sekarang, walaupun perlu banyak sekali penyesuaian). Nasihat-nasihat yang diberikan tidak jauh berbeda dari nasihat finansial pakar-pakar zaman sekarang (seperti R.Kiyosaki, dll), namun dibungkus dalam cerita yang menarik dan memiliki pesan moral, sehingga pembaca seolah-olah tidak hanya sedang membaca buku tentang nasihat finansial saja..