#225 : Twilight – Review
Twilight – first book of twilight series
Stephanie Meyer
Twilight adalah buku pertama dari seri Twilight series karangan Stephanie Meyer. Secara keseluruhan, kisah yang ingin diceritakan dari serial ini adalah cinta ‘terlarang’ antara gadis biasa dan seorang vampir berusia ratusan tahun.
Isabella Swan adalah seorang gadis yang orang tuanya telah bercerai. Pada awalnya dia tinggal bersama ibu nya di Phoenix, namun sewaktu memasuki sekolah menengah, dia memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya di kota hujan, Forks, yang membuat ibunya frustrasi dan memutuskan untuk meninggalkan ayahnya. Semula dia pun tidak berharap banyak akan kota itu.. Namun, kehadiran Edward Cullen benar-benar mengubah hidupnya. Jika hidupnya di Phoenix terasa membosankan dan dia hanyalah gadis biasa, kini hal itu sudah berubah. Dia telah jatuh cinta pada seorang vampir. Berbagai kisah romantis yang konyol menghiasi hari-hari Edward dan Bella. Bahkan, Bella dikenalkan kepada keluarga Cullen. Keluarga Cullen memberikan sambutan yang hangat sekali padanya, seolah-olah dia adalah anggota keluarga Cullen juga.
Keluarga Cullen bukanlah keluarga biasa. Mereka adalah keluarga vampir, namun telah berhasil menahan diri dari kebiasaan menghisap darah manusia. Hidup mereka pun seperti keluarga normal lainnya, tentu dengan hobi dan kemampuan-kemampuan unik yang mereka peroleh sebagai vampir. Namun, cara hidup demikian sangatlah tidak sesuai dengan cara hidup vampir pada umumnya. Setidaknya begitulah menurut James dan Victoria, dua vampir lain yang kebetulan sedang menuju utara dan mampir di Forks. Mereka bahkan terang-terangan ingin memburu Bella karena merasa Bella memiliki aroma yang menarik sebagai ‘mangsa’. Bagaimanakah keluarga Cullen bertindak untuk melindungi Bella ?
Novel ini cukup menarik karena cerita yang tidak terlalu umum, yaitu percintaan ras manusia dan vampir. selain itu, cara penggambaran setting , terutama untuk lokasi-lokasinya, yang cukup indah juga membuat buku ini menarik. Secara pribadi, menurut saya, buku ini masih berada 1-2 kelas di bawah serial Harry Potter. Namun untuk mengisi liburan, serial ini cukup layak untuk dibaca. Untuk pesan moral, mungkin hanya sedikit saja yang bisa kita peroleh (kalaupun ada) karena memang novel ini benar-benar novel dengan muatan fiksi yang kental.